Alkisah,
di sebuah daerah di Bengkulu, Indonesia, berdiri sebuah kerajaan bernama Kutei
Rukam yang dipimpin oleh Raja Bikau Bermano. Raja Bikau Bermano mempunyai
delapan orang putra. Pada suatu waktu, Raja Bikau Bermano melangsungkan upacara
perkawinan putranya yang bernama Gajah Meram dengan seorang putri dari Kerajaan
Suka Negeri yang bernama Putri Jinggai. Mulanya, pelaksanaan upacara tersebut
berjalan lancar. Namun, ketika Gajah Meram bersama calon istrinya sedang
melakukan upacara prosesi mandi bersama di tempat pemandian Aket yang berada di
tepi Danau Tes, tiba-tiba keduanya menghilang. Tidak seorang pun yang tahu ke
mana hilangnya pasangan itu.
Sementara
itu di istana, Raja Bikau Bermano dan permaisurinya mulai cemas, karena Gajah Meram
dan calon istrinya belum juga kembali ke istana. Oleh karena khawatir terjadi
sesuatu terhadap putra dan calon menantunya, sang Raja segera mengutus beberapa
orang hulubalang untuk menyusul mereka. Alangkah terkejutnya para hulubalang
ketika sampai di tepi danau itu tidak mendapati Gajah Meram dan calon istrinya.
Setelah mencari di sekitar danau dan tidak juga menemukan mereka berdua, para
hulubalang pun kembali ke istana.